Harmoni dalam Nada: Pesparawi dan Yangere Satukan Maluku Utara

SOFIFI - Suara sirine malam itu memecah udara Sofifi. Di halaman Kantor Wilayah Kementerian Agama Maluku Utara, Jumat (12/9/2025), ratusan pasang mata tertuju ke panggung utama.

Dengan diiringi penampilan atraktif Drumband SMA Negeri 5 Tidore Kepulauan, Wakil Gubernur Maluku Utara, Sarbin Sehe, bersama Sekda Samsudin Abdul Kadir dan Kakanwil Kemenag Malut, Amar Manaf, menekan tombol sirine tanda dimulainya Eksebisi Pesparawi dan Lomba Musik Yangere 2025.

Bukan sekadar kompetisi, Pesparawi—Pesta Paduan Suara Gerejawi—sudah lama menjadi ruang perjumpaan lintas umat, di mana iman dan budaya bertemu dalam lantunan nada. Sarbin Sehe menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata merawat nilai ketuhanan dan kearifan lokal.

“Menang dan kalah bukanlah esensi utama. Yang terpenting adalah menjaga kebersamaan, persaudaraan, dan keharmonisan,” ucapnya penuh penekanan.

Sementara itu, Amar Manaf, Kakanwil Kemenag Malut, mengajak umat beragama untuk tidak hanya berhenti pada sikap saling menghormati. “Kita harus membangun rasa cinta dan kasih sayang antar sesama. Semua agama mengajarkan kita untuk mencintai tanpa memandang asal-usul,” katanya.

Di sisi lain, kehadiran musik tradisional Yangere memberi warna tersendiri. Dentuman ritme, tepukan tangan, dan koor yang energik seolah menghadirkan denyut nadi Maluku Utara. Ketua Panitia, Naly Thomas, menyebut Yangere bukan hanya seni gerejawi, tetapi juga ekspresi budaya yang mencerminkan toleransi dan demokrasi.

“Yangere hari ini bukan sekadar lomba. Ia adalah ruang literasi budaya, sarana perekat sosial, sekaligus kebanggaan daerah yang mendukung visi pembangunan kebudayaan Maluku Utara,” ujar Naly.

Sebanyak 366 peserta dari tujuh kabupaten/kota tampil silih berganti, membawa semangat persaudaraan dalam setiap nada. Bagi mereka, panggung Pesparawi bukan semata ajang unjuk kebolehan, melainkan juga wujud syukur, sukacita, dan doa yang dinyanyikan bersama.

Malam itu, Sofifi tidak hanya disatukan oleh musik dan lagu, tetapi juga oleh keyakinan bahwa harmoni dapat tercipta jika agama, budaya, dan kemanusiaan berjalan beriringan. Pesparawi dan Yangere menjadi bukti, bahwa suara-suara dari Maluku Utara dapat membangun persaudaraan yang lebih luas, melintasi batas-batas iman dan etnis.(Ong)

©MalutProv

Berita Terkait

Berita Terpopuler

21
Jul 2025
1 Agenda
Acara Peluncuran Kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih
11.00 - Wairoro, Halmahera Tengah
Hadir
30
Jul 2025
1 Agenda
Penandatanganan kerja sama antara Pemprov Malut dengan BPKP
10.00 - Jakarta
Hadir
15
Aug 2025
2 Agenda
tes
08.00 - SMA 2 Ternate
Hadir
tes2
10.00 - SMA 2 Ternate
Hadir
19
Aug 2025
1 Agenda
Launching Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Siswa dan Guru SMA, SMK, SLB, Mad
08.00 - SMA 2 Ternate
Hadir
22
Jul 2025
Pertemuan dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU)
10.00 - Rumah Jabatan Gubernur, Ternate
Hadir
30
Jul 2025
Penandatanganan kerja sama antara Pemprov Malut dengan Fakultas Kedokteran UI
10.00 - Ternate
Hadir

Ruang Multimedia

Link

// //