Festival Nyao Fufu Resmi Dibuka, Wagub Malut Dorong Pemberdayaan Nelayan dan Promosi Wisata Lokal

RP/IV.B/06.10.2025/PROVMALUT
#Festival Nyao Fufu Resmi Dibuka, Wagub Malut Dorong Pemberdayaan Nelayan dan Promosi Wisata Lokal.#

TERNATE – Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut) secara resmi membuka Festival Nyao Fufu yang berlangsung di kampung nelayan Jolemajiko Dufa-Dufa, Kota Ternate, pada Senin (6/10). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Provinsi Maluku Utara pada 12 Oktober 2025.

Wakil Gubernur Maluku Utara, H. Sarbin Sehe, dalam sambutannya menyampaikan
terima kasih kepada panitia Festival Nyao Fufu yang telah mengukuhan secara simbolis kepada Ibu Gubernur Sherly Tjoanda, sebagai ibu Nelayan Maluku Utara.

Selain itu Wagub mengatakan bahwa festival ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi juga merupakan manifestasi nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan.

“Apa yang kita lakukan hari ini adalah bentuk kerja nyata untuk membuka akses masyarakat, khususnya nelayan, agar terus memanfaatkan potensi laut sebagai sumber pendapatan berkelanjutan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kesejahteraan rakyat menjadi prioritas utama dalam kepemimpinannya bersama Gubernur Sherly. Mengadopsi visi Asta Cita Presiden RI, Pemprov Malut akan terus memaksimalkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia demi mewujudkan pembangunan yang merata.

Wagub juga mengajak seluruh Bupati dan Wali Kota di Maluku Utara untuk berkolaborasi dan menyelaraskan program kerja dengan pemerintah provinsi. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua upaya pembangunan benar-benar berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat pesisir.

“Kami akan terus menciptakan program-program yang menyentuh langsung kebutuhan nelayan. Mulai dari bantuan peralatan tangkap, jaminan keselamatan kerja melalui BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, pendidikan untuk anak-anak nelayan, hingga pembangunan infrastruktur desa nelayan,” katanya.

Di bidang pariwisata, Wagub menilai olahan hasil laut seperti ikan menjadi potensi ekonomi yang sangat menjanjikan. Produk makanan laut olahan, menurutnya, berpeluang besar menjadi oleh-oleh khas yang diminati wisatawan.

“Festival Nyao Fufu harus mampu mengangkat kembali nama besar nelayan Dufa-Dufa dan menjadikannya ikon wisata kuliner bahari Maluku Utara,” tambahnya.

Sementara itu, perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Asisten Deputi Pengembangan Produk Pariwisata, Itok Parekesit, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Festival Nyao Fufu. Ia menyatakan dukungan penuh agar kegiatan ini dapat masuk ke dalam Kalender Event Nasional (KEN) Kemenparekraf.

“Festival ini adalah bentuk inovasi luar biasa yang memadukan kekayaan budaya, tradisi, dan potensi pariwisata daerah. Harapannya, event ini dapat digelar rutin setiap tahun dan menjadi salah satu daya tarik wisata nasional,” jelasnya.

Salah satu daya tarik utama Festival Nyao Fufu tahun ini adalah upaya pemecahan rekor MURI untuk fufu ikan cakalang terbanyak, yang menjadi simbol kekuatan tradisi dan budaya masyarakat pesisir.

Kami berharap penyelenggaraan festival ini tidak hanya memperkuat identitas nelayan Dufa-Dufa, tetapi juga menjadi pemicu perputaran ekonomi lokal melalui peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Selanjutnya, Direktur Operasional MURI RI, Yusuf Ngadri, dengan resmi membacakan keputusan bahwa pengasapan ikan cakalang yang disiapkan sebanyak 6,62 ton di Festival Nyao Fufu Dufa-dufa ditetapkan sebagai Rekor Dunia MURI.

"Selain itu kami juga memberikan penghargaan yang sama khususnya kepada Pemprov Maluku Utara yang telah mendukung kegiatan ini," ucapnya singkat. (Humas/ADPIM)

Dokumentasi Kegiatan Klik Di sini